Semula berawal dari
sebuah pengabdian yang ingin saya lakukan untuk sebuah instansi di sebuah
perguruan tinggi ternama di kota satria. Oprect, sebuah kata penuh makna,
dimana semua berawal di sana. Bingung, ya, mau jadi apa, yang pantas untuk
saya. Entah mengapa saya memilih untuk jadi yang teratas, seorang pemimpin,
karena ini tanggug jawabku, karena saya merasa bisa berbuat lebih. Siang itu,
aku mantapkan langkah menuju ruang penuh tantangan awal di mana kejujuran dan
loyalitas perlu dipertanyakan di dalamnya. 1 jam, 1 setengah jam. Bahkan lebih,
saya diberi pertanyaan yang tidak semua bisa saya jawab.
Setelah semua yang
terjadi dalam ruangan itu, akhirnya selesai juga tantangan pertama yang saya
dapatkan sebelum tantangan-tantangan di depan selanjutnya. Pesimis, ya,
pesimis, saya mulai ragu dengan kemampuanku. Tapi apa boleh buat, semua telah
terjadi, hanya menunggu hasil yang dapat saya lakukan.
Hingga hari itupun
tiba, dimana pengumuman terpampang jelas dalam laptop yang terhubung dengan
internet. Namaku ada dalam daftar itu, tapi. Sebagai apa saya disana, semua
masih belum mengetahuinya, yang jelas 56 nama terpampang jelas dalam daftar
itu. Yang akan menjadi pejuang untuk kemajuan jurusan yang kami ampu sekitar 1
tahun lalu.
Rapat perdana
pengumuman adalah tantangan berikutnya yang akan menentukan dimana, divisi apa,
tempat mana yang cocok untuk saya dan teman teman yang namanya telah terpajang
dalam mading beberapa hari lalu. Di sana semua bergembira menyambut penguuman
yang akan kami dengarkan sesaat lagi. Mulailah, satu demi satu nama terpanggil
menduduki divisi yang mereka inginkan selama ini. Ada beberapa memang yang
tidak sesuai keinginan mereka, tapi hanya beberapa. Tak terima, ya, mungkin ada
sebagian yang tidak terima dengan keputusan itu. Tapi apa boleh buat, semua
sudah dipertimbangkan dengan detail baik buruknya untuk kedepan. Hingga akhir,
beberapa nama belum terpanggil, termasuk saya di antaranya. Apa yang terjadi,
apa ada kesalahan sistem. Ternyata tidak, semua sudah di rencanakan, dan saya
terpilih jadi “Nahkoda” yang akan menentukan mau di bawa ke mana arah kapal
ini.
Sebagian orang tak
percaya, sebagian orang meragukan, sebagian orang mencaci, sebagian orang
memandang sebelah mata, ya, saya tau, saya bukan siapa siapa, bahkan mungkin
saya tak pantas di posisi ini. Tapi saya ingin membuktikan, saya bisa jadi
salah satu yang terbaik.
Seiring berjalannya
waktu, rapat pleno 1 pun dilaksanakan, mulailah perjalanan kapal yang saya
Nahkodai. Perjalanan awal untuk sebuah perubahan yang mungkin akan ada ombak
besar yang akan menghantam kapal kami kedepannya. 56 orang, hadir sebagai awak
kapal yang semuanya sangat vital dalam melaksanakan tugasnya masing masing,
saling bahu membahu saling bantu membantu, adalah kunci sukses agar kapal ini
bisa berjalan dan bersandar di dermaga dengan selamat sesuai yang kami
harapkan.
Langkah demi langkah
kami jalani bersama, awalnya berjalan lancar. Halang rintang di depan bisa kami
lewati dengan baik, bahkan seperti semua sudah direncanakan sejak lama dan di naungi
oleh sentuhan Sang Pencipta alam.
Hingga akhirnya kapal
mulai goyah oleh ombak yang semakin besar, keharmonisan kerjasama anatr awak
kapal mulai hilang, ketidak percayaan, otoriter, apalah itu, mulai hadir dalam
kapal itu. Retak, awak kapal mulai menghilang dari tugasnya. Tak ada kabar, tak
ada berita dimana dia berada. Lalu siapa yang bertanggung jawab atas hilangnya
awak kapal tersebut. Ya, saya. Tak ada lagi yang patut dimintai pertanggung
jawaban selain diri saya sendiri. Tapi, apa salah saya. Apa yang harus saya
lakukan selanjutnya.
Ombak semakin besar,
awak kapal seakan mulai memberontak ingin “pulang”. Berbagai golongan hadir di
dalamnya, termasuk yang menaungi kehadiran kami yang seharusnya menengahi
pemberontakan ini. Tapi apa yang dapat saya lakukan, tak selamanya “Nahkoda”
dapat melakukan semua yang ia ingin lakukan. Pemungutan suara adalah jalan
akhir sebelum semua terlanjur keluar dari kapal yang sedang berlayar di tengah
laut.
Kapal terus berjalan,
seakan waktu semakin cepat berlalu. Waktu rehatpun tiba, semua awak kapal
beristirahat di atas lautan yang terhampar luas, dimana setelah ini akan ada
tantangan yang sebenarnya terjadi dan telah menunggu di depan untuk di hadapi.
Di saat awak kapal semua sedang beristirahat, “Nahkoda” berfikir bagaimana
caranya agar kapal yang retak dapat disatukan lagi. Dan bagaimana caranya agar
semua bisa berjalan lancar. Semua awak kapal masih beristirahat, saya tak ingin
menggangu mereka yang kelelahan saat bekerja keras untuk menggerakkan kapal
ini, mungkin saya yang harus mencari bahan bakar untuk esok dimana pasti akan
ada saatnya dibutuhkan bahan bakar tambahan.
Di temani satu awak
kapal yang sangat peduli dengan berjalannya kapal ini selanjutnya. Kami
berjalan menggunakan kapal kecil untuk mencari bahan bakar yang dapat kami
gunakan. Penolakan, penolakan, penolakan, hampir semua ruko, toko, tempat yang
kami datangi menolak untuk memberikan bahan bakar itu. Tapi kita tak ingin
menyerah, terus melangkah demi mendapatkan sebuah bahan bakar. Berhari hari kami
berlayar menggunakan kapal kecil ini, Sedikit demi sedikit mulai kita temui
titik terang dimana sponsor utama yang memberikan bahan bakar secara cuma cuma
telah kami dapatkan. Senang, gembira, ya perasaan itu yang kami dapatkan
sepulang dari tempat itu. Dan kamipun pulang ke kapal besar yang sedang dihuni
awak kapal yang sedang beristirahat dengan sanak saudaranya.
Waktu istirahatpun
usai, kapal mulai berjalan kembali untuk menuju tujuan awal kami. Tak semua
awak kapal mau bekerja kembali sesuai apa yang mereka kerjakan sebelumnya,
kapal berjalan sangat lambat, tapi waktu seakan mengejar kami semakin dekat.
Saya harap semua akan kembali dan bekerja optimal seperti yang saya harapkan. Sengaja
memang saya tak memberi tahu semua tentang apa yang saya lakukan selama waktu
istirahat, dengan tujuan agar mereka bisa lebih bekerja keras, karena waktu
semakin sempit.
Waktu semakin berjalan,
kapal mulai berjalan cepat kembali, awak kapal mulai bekerja sesuai apa yang
harus mereka kerjakan. Saya berterimakasih kepada semua awak kapal yang sudah
merelakan waktu sedemikian lama demi mensukseskan jalannya kapal ini.
Sampai akhirnya,
tibalah saat kita mulai hari baru di wilayah yang baru dimana esok akan mulai
tantangan awal dimulai. Dan hari itu kami persiapkan segalanya untuk hari hari
kedepan yang penuh rintangan.
Hingga malam sebelum
hari itu, saya di hubungi oleh sebuah perusahaan dimana tempat sponsor yang
saya kira menyediakan bahan bakar secara ‘cuma-cuma’ ternyata menginginkan saya
untuk menemuinya di kantor. Ya, malam itu langsung saya bergegas ke kantor
tempat itu, sendiri, menaiki kapal kecil di malam hari, berharap tak ada yang
tidak diinginkan.
Dan tenyata, entah saya
yang begitu bodoh atau mereka yang begitu licik. Mereka membatalkan kerjasama
dengan kami, dengan berbagai alasan yang mereka ucapkan, yang di ragukan
kebenarannya. Bingung, hilang arah, entah apa yang harus saya perbuat saat itu,
hingga larut, kami terus berunding agar ada kebijakan di dalamnya. Tapi semua
nihil, tak ada yang saya dapatkan kecuali kecewa. Hingga saya mulai putus asa
dan menghubungi awak kapal yang saya percayai untuk masalah ini, dia hadir dan
membatu saya untuk berbicara dengan perusahaan itu. Tapi semua sama saja, tak
ada hasil yang kami bawa saat itu.
Hari mulai larut,
sedangkan esok, tantangan yang sebenarnya mulai hadir. Baiklah, kita harus
pulang untuk mempersiapkan hari esok. Kami kembali ke kapal besar itu. Sambil
memikirkan jalan keluar yang akan kami pilih dan yang terbaik untuk
kelangsungan berjalannya kapal kedepannya.
Hingga pagi pun datang,
pagi dimana semua yang telah kami rencanakan selama ini akan dimulai.
Semua awak kapal
terlihat senang, dan tenang dalam menghadapi rintangan pertama ini. Hari baru,
hari yang segar, hari dimana awal untuk mereka yang menikmati acara ini.
Semua berjalan lancar
hari itu, walau ada sedikit ombak kecil yang menghantam kapal hari itu, tapi
semua bisa teratasi dengan baik. Selesai sudah tantangan pertama pada hari itu.
Terimakasih saya ucapkan tak ada henti hentinya kepada semua yang telah
berperan di dalamnya. Hormat saya lakukan untuk kalian semua.
Malam harinya saya
kembali ke kantor pengisian bahan bakar itu, bersama perwakilan yang menaungi
kapal yang sedang berjalan cepat. Di kantor itu kami meminta pertanggungjawaban
dari instansi yang menandatanagani perjanjian tersebut. ya, tak apa, sedikit
hasil yang kami dapatkan, dan kami membatalkan semua perjanjian yang telah kami
sepakati sebelumnya. Sedikit tenang, walau ada beberapa yang masih mengganjal
untuk bahan bakar selanjutnya.
Ada selang beberapa
hari untuk persiapan tantangan selanjutnya, dan ada waktu sedikit untuk
istirahat mempersiapkan jasmani yang lelah karena berderet tugas menanti.
Sekitar 4 hari kami mempersiapkan segalanya untuk menghadapi tantangan berikutnya.
Hingga fix, hari itu
datang juga. Semua siap memulai hari baru dengan semangat baru. Saatnya
membuktikan bahwa kami bisa dan kami mampu.
Tiga bulan berlayar
untuk mempersiapkan tiga hari penuh makna dan harapan. Demi sebuah kenangan, demi
sebuah cita cita yang mulia. Kami tidak dibayar, kami tidak diberi upah. Bakhan
terkadang, ucapan terimakasihpun sulit untuk terucap. Mungkin lupa, bahkan tak
ingat sama sekali.
Kapal terus berjalan.
Rasa lelah yang kami
rasakan pasti ada, entah itu sedikit, atau bahkan banyak. Tapi inilah tanggung
jawab. Semua didasari atas dasar ketulusan yang kami berikan untuk kampus kami.
Komitment yang selama ini di pertanyakan, semua telah terbukti, sedikit demi
sedikit. Kapal besar yang sempat tergoncang ombak dan retak, kini mulai
berjalan stabil setelah kesadaran dimana semua sama mulai muncul dari siri
semua awak kapal. Kesadaran dimana tak akan ada kapal besar bisa berjalan tanpa
awak kapal yang luar biasa. Kesadaran dimana semua saling membutuhkan.
Kesadaran dimana semua bisa berjalan atas dasar kerja keras dan pantang
menyerah.
Hingga perjuangan kami
smapilah pada titik akhir, dimana semua telah usai, sampailah kami di batas
pelayaran kami. Batas yang tak akan menjadikan kami berpisah pada akhirnya,
tetapi batas yang akan mengeratkan tali persaudaraan satu sama lainnya. Karena
itu yang kami harapkan untuk kedepannya. Malam terakhir saat kita bersama.
Semua berakhir bahagia,
canda tawa malam itu membuat kami yakin. Bahwa kami berhasil melalui tantangan
tantangan yang ada. Tak ada raut wajah yang menandakan “aku lelah, aku kecewa,
aku marah” yang ada hanyalah rasa gembira bisa samapai pada tujuan awal.
Sebuah akhir dimana
semua merasakan kepuasan, walau sedikit ada yang merasa “ini gagal, ini tak
sesuai rencana”. Tapi saya pikir, “ini sukses” karena tak ada kapal yang
berjalan lurus kedepan tanpa ada ombak yang menghantam dan sedikit mengubah
arah kapal.
KAPAL HEBAT DENGAN AWAK
YANG LUAR BIASA, itulah kami, panitia OSMB ENDEMIK 2013.
Terimakasih kawan, atas
perjuangan kalian sehingga kapal ini bisa bersandar dengan selamat di dermaga
kampus ungu ini. Kontribusi kalian akan selalu di kenang, komitment kalian akan
selalu melekat dalam suratan kecil yang tak akan pernah hilang. Saya hanya bisa
berkata maaf maaf dan maaf, mungkin dalam berjalannya kapal ini, saya banyak
melakukan kesalahan yang mungkin tidak bisa di terima teman teman sekalian,
tapi tak lain tak bukan, apa yang saya lakukan hanya untuk kesuksesan kita
bersama. Banyak kekurangan memang dalam diri saya. Tapi setidaknya saya sudah
diberi kesempatan untuk belajar bersama kalian. Karena saya tak akan jadi yang
terbaik untuk teman teman semua, tetapi yang terbaik dari saya, sudah saya
berikan kepada teman teman semua. Jangan lupakan kenangan ini kawan. Ceritakan
kenangan ini kepada anak cucu kita kelak.
Tak lupa saya ucapkan
terimakasih sebesar besarnya kepada seluruh jajaran BEM KBMKM Unsoed khususnya
SC dan PJ yang telah mempercayai saya sebagai “Nahkoda” kapal besar ini dan
seluruh rekan rekan yang memberikan suntikan moral, dukungan dan pikiran,
sehingga semua dapat berjalan lancar. Selalu jadi yang terbaik dan selalu jadi
yang terhebat. Karena orang hebat bukanlah orang yang memandang dari satu sisi,
tapi orang hebat adalah orang yang memandang dari berbagai sisi baik ataupun
buruk.
Salam semangat!!
ENDEMIK 2013!! More active, more preventive~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar