Minggu, 22 September 2013

KAPAL HEBAT DENGAN AWAK YANG LUAR BIASA


Semula berawal dari sebuah pengabdian yang ingin saya lakukan untuk sebuah instansi di sebuah perguruan tinggi ternama di kota satria. Oprect, sebuah kata penuh makna, dimana semua berawal di sana. Bingung, ya, mau jadi apa, yang pantas untuk saya. Entah mengapa saya memilih untuk jadi yang teratas, seorang pemimpin, karena ini tanggug jawabku, karena saya merasa bisa berbuat lebih. Siang itu, aku mantapkan langkah menuju ruang penuh tantangan awal di mana kejujuran dan loyalitas perlu dipertanyakan di dalamnya. 1 jam, 1 setengah jam. Bahkan lebih, saya diberi pertanyaan yang tidak semua bisa saya jawab.
Setelah semua yang terjadi dalam ruangan itu, akhirnya selesai juga tantangan pertama yang saya dapatkan sebelum tantangan-tantangan di depan selanjutnya. Pesimis, ya, pesimis, saya mulai ragu dengan kemampuanku. Tapi apa boleh buat, semua telah terjadi, hanya menunggu hasil yang dapat saya lakukan.
Hingga hari itupun tiba, dimana pengumuman terpampang jelas dalam laptop yang terhubung dengan internet. Namaku ada dalam daftar itu, tapi. Sebagai apa saya disana, semua masih belum mengetahuinya, yang jelas 56 nama terpampang jelas dalam daftar itu. Yang akan menjadi pejuang untuk kemajuan jurusan yang kami ampu sekitar 1 tahun lalu.
Rapat perdana pengumuman adalah tantangan berikutnya yang akan menentukan dimana, divisi apa, tempat mana yang cocok untuk saya dan teman teman yang namanya telah terpajang dalam mading beberapa hari lalu. Di sana semua bergembira menyambut penguuman yang akan kami dengarkan sesaat lagi. Mulailah, satu demi satu nama terpanggil menduduki divisi yang mereka inginkan selama ini. Ada beberapa memang yang tidak sesuai keinginan mereka, tapi hanya beberapa. Tak terima, ya, mungkin ada sebagian yang tidak terima dengan keputusan itu. Tapi apa boleh buat, semua sudah dipertimbangkan dengan detail baik buruknya untuk kedepan. Hingga akhir, beberapa nama belum terpanggil, termasuk saya di antaranya. Apa yang terjadi, apa ada kesalahan sistem. Ternyata tidak, semua sudah di rencanakan, dan saya terpilih jadi “Nahkoda” yang akan menentukan mau di bawa ke mana arah kapal ini.
Sebagian orang tak percaya, sebagian orang meragukan, sebagian orang mencaci, sebagian orang memandang sebelah mata, ya, saya tau, saya bukan siapa siapa, bahkan mungkin saya tak pantas di posisi ini. Tapi saya ingin membuktikan, saya bisa jadi salah satu yang terbaik.
Seiring berjalannya waktu, rapat pleno 1 pun dilaksanakan, mulailah perjalanan kapal yang saya Nahkodai. Perjalanan awal untuk sebuah perubahan yang mungkin akan ada ombak besar yang akan menghantam kapal kami kedepannya. 56 orang, hadir sebagai awak kapal yang semuanya sangat vital dalam melaksanakan tugasnya masing masing, saling bahu membahu saling bantu membantu, adalah kunci sukses agar kapal ini bisa berjalan dan bersandar di dermaga dengan selamat sesuai yang kami harapkan.



Langkah demi langkah kami jalani bersama, awalnya berjalan lancar. Halang rintang di depan bisa kami lewati dengan baik, bahkan seperti semua sudah direncanakan sejak lama dan di naungi oleh sentuhan Sang Pencipta alam.


Hingga akhirnya kapal mulai goyah oleh ombak yang semakin besar, keharmonisan kerjasama anatr awak kapal mulai hilang, ketidak percayaan, otoriter, apalah itu, mulai hadir dalam kapal itu. Retak, awak kapal mulai menghilang dari tugasnya. Tak ada kabar, tak ada berita dimana dia berada. Lalu siapa yang bertanggung jawab atas hilangnya awak kapal tersebut. Ya, saya. Tak ada lagi yang patut dimintai pertanggung jawaban selain diri saya sendiri. Tapi, apa salah saya. Apa yang harus saya lakukan selanjutnya.
Ombak semakin besar, awak kapal seakan mulai memberontak ingin “pulang”. Berbagai golongan hadir di dalamnya, termasuk yang menaungi kehadiran kami yang seharusnya menengahi pemberontakan ini. Tapi apa yang dapat saya lakukan, tak selamanya “Nahkoda” dapat melakukan semua yang ia ingin lakukan. Pemungutan suara adalah jalan akhir sebelum semua terlanjur keluar dari kapal yang sedang berlayar di tengah laut.

Kapal terus berjalan, seakan waktu semakin cepat berlalu. Waktu rehatpun tiba, semua awak kapal beristirahat di atas lautan yang terhampar luas, dimana setelah ini akan ada tantangan yang sebenarnya terjadi dan telah menunggu di depan untuk di hadapi. Di saat awak kapal semua sedang beristirahat, “Nahkoda” berfikir bagaimana caranya agar kapal yang retak dapat disatukan lagi. Dan bagaimana caranya agar semua bisa berjalan lancar. Semua awak kapal masih beristirahat, saya tak ingin menggangu mereka yang kelelahan saat bekerja keras untuk menggerakkan kapal ini, mungkin saya yang harus mencari bahan bakar untuk esok dimana pasti akan ada saatnya dibutuhkan bahan bakar tambahan.
Di temani satu awak kapal yang sangat peduli dengan berjalannya kapal ini selanjutnya. Kami berjalan menggunakan kapal kecil untuk mencari bahan bakar yang dapat kami gunakan. Penolakan, penolakan, penolakan, hampir semua ruko, toko, tempat yang kami datangi menolak untuk memberikan bahan bakar itu. Tapi kita tak ingin menyerah, terus melangkah demi mendapatkan sebuah bahan bakar. Berhari hari kami berlayar menggunakan kapal kecil ini, Sedikit demi sedikit mulai kita temui titik terang dimana sponsor utama yang memberikan bahan bakar secara cuma cuma telah kami dapatkan. Senang, gembira, ya perasaan itu yang kami dapatkan sepulang dari tempat itu. Dan kamipun pulang ke kapal besar yang sedang dihuni awak kapal yang sedang beristirahat dengan sanak saudaranya.
Waktu istirahatpun usai, kapal mulai berjalan kembali untuk menuju tujuan awal kami. Tak semua awak kapal mau bekerja kembali sesuai apa yang mereka kerjakan sebelumnya, kapal berjalan sangat lambat, tapi waktu seakan mengejar kami semakin dekat. Saya harap semua akan kembali dan bekerja optimal seperti yang saya harapkan. Sengaja memang saya tak memberi tahu semua tentang apa yang saya lakukan selama waktu istirahat, dengan tujuan agar mereka bisa lebih bekerja keras, karena waktu semakin sempit.

Waktu semakin berjalan, kapal mulai berjalan cepat kembali, awak kapal mulai bekerja sesuai apa yang harus mereka kerjakan. Saya berterimakasih kepada semua awak kapal yang sudah merelakan waktu sedemikian lama demi mensukseskan jalannya kapal ini.
Sampai akhirnya, tibalah saat kita mulai hari baru di wilayah yang baru dimana esok akan mulai tantangan awal dimulai. Dan hari itu kami persiapkan segalanya untuk hari hari kedepan yang penuh rintangan.


Hingga malam sebelum hari itu, saya di hubungi oleh sebuah perusahaan dimana tempat sponsor yang saya kira menyediakan bahan bakar secara ‘cuma-cuma’ ternyata menginginkan saya untuk menemuinya di kantor. Ya, malam itu langsung saya bergegas ke kantor tempat itu, sendiri, menaiki kapal kecil di malam hari, berharap tak ada yang tidak diinginkan.
Dan tenyata, entah saya yang begitu bodoh atau mereka yang begitu licik. Mereka membatalkan kerjasama dengan kami, dengan berbagai alasan yang mereka ucapkan, yang di ragukan kebenarannya. Bingung, hilang arah, entah apa yang harus saya perbuat saat itu, hingga larut, kami terus berunding agar ada kebijakan di dalamnya. Tapi semua nihil, tak ada yang saya dapatkan kecuali kecewa. Hingga saya mulai putus asa dan menghubungi awak kapal yang saya percayai untuk masalah ini, dia hadir dan membatu saya untuk berbicara dengan perusahaan itu. Tapi semua sama saja, tak ada hasil yang kami bawa saat itu.
Hari mulai larut, sedangkan esok, tantangan yang sebenarnya mulai hadir. Baiklah, kita harus pulang untuk mempersiapkan hari esok. Kami kembali ke kapal besar itu. Sambil memikirkan jalan keluar yang akan kami pilih dan yang terbaik untuk kelangsungan berjalannya kapal kedepannya.
Hingga pagi pun datang, pagi dimana semua yang telah kami rencanakan selama ini akan dimulai.










Semua awak kapal terlihat senang, dan tenang dalam menghadapi rintangan pertama ini. Hari baru, hari yang segar, hari dimana awal untuk mereka yang menikmati acara ini.
Semua berjalan lancar hari itu, walau ada sedikit ombak kecil yang menghantam kapal hari itu, tapi semua bisa teratasi dengan baik. Selesai sudah tantangan pertama pada hari itu. Terimakasih saya ucapkan tak ada henti hentinya kepada semua yang telah berperan di dalamnya. Hormat saya lakukan untuk kalian semua.
Malam harinya saya kembali ke kantor pengisian bahan bakar itu, bersama perwakilan yang menaungi kapal yang sedang berjalan cepat. Di kantor itu kami meminta pertanggungjawaban dari instansi yang menandatanagani perjanjian tersebut. ya, tak apa, sedikit hasil yang kami dapatkan, dan kami membatalkan semua perjanjian yang telah kami sepakati sebelumnya. Sedikit tenang, walau ada beberapa yang masih mengganjal untuk bahan bakar selanjutnya.
Ada selang beberapa hari untuk persiapan tantangan selanjutnya, dan ada waktu sedikit untuk istirahat mempersiapkan jasmani yang lelah karena berderet tugas menanti. Sekitar 4 hari kami mempersiapkan segalanya untuk menghadapi tantangan berikutnya.
Hingga fix, hari itu datang juga. Semua siap memulai hari baru dengan semangat baru. Saatnya membuktikan bahwa kami bisa dan kami mampu.












Tiga bulan berlayar untuk mempersiapkan tiga hari penuh makna dan harapan. Demi sebuah kenangan, demi sebuah cita cita yang mulia. Kami tidak dibayar, kami tidak diberi upah. Bakhan terkadang, ucapan terimakasihpun sulit untuk terucap. Mungkin lupa, bahkan tak ingat sama sekali.
Kapal terus berjalan.




Rasa lelah yang kami rasakan pasti ada, entah itu sedikit, atau bahkan banyak. Tapi inilah tanggung jawab. Semua didasari atas dasar ketulusan yang kami berikan untuk kampus kami. Komitment yang selama ini di pertanyakan, semua telah terbukti, sedikit demi sedikit. Kapal besar yang sempat tergoncang ombak dan retak, kini mulai berjalan stabil setelah kesadaran dimana semua sama mulai muncul dari siri semua awak kapal. Kesadaran dimana tak akan ada kapal besar bisa berjalan tanpa awak kapal yang luar biasa. Kesadaran dimana semua saling membutuhkan. Kesadaran dimana semua bisa berjalan atas dasar kerja keras dan pantang menyerah.







Hingga perjuangan kami smapilah pada titik akhir, dimana semua telah usai, sampailah kami di batas pelayaran kami. Batas yang tak akan menjadikan kami berpisah pada akhirnya, tetapi batas yang akan mengeratkan tali persaudaraan satu sama lainnya. Karena itu yang kami harapkan untuk kedepannya. Malam terakhir saat kita bersama.





Semua berakhir bahagia, canda tawa malam itu membuat kami yakin. Bahwa kami berhasil melalui tantangan tantangan yang ada. Tak ada raut wajah yang menandakan “aku lelah, aku kecewa, aku marah” yang ada hanyalah rasa gembira bisa samapai pada tujuan awal.
Sebuah akhir dimana semua merasakan kepuasan, walau sedikit ada yang merasa “ini gagal, ini tak sesuai rencana”. Tapi saya pikir, “ini sukses” karena tak ada kapal yang berjalan lurus kedepan tanpa ada ombak yang menghantam dan sedikit mengubah arah kapal.
KAPAL HEBAT DENGAN AWAK YANG LUAR BIASA, itulah kami, panitia OSMB ENDEMIK 2013.


Terimakasih kawan, atas perjuangan kalian sehingga kapal ini bisa bersandar dengan selamat di dermaga kampus ungu ini. Kontribusi kalian akan selalu di kenang, komitment kalian akan selalu melekat dalam suratan kecil yang tak akan pernah hilang. Saya hanya bisa berkata maaf maaf dan maaf, mungkin dalam berjalannya kapal ini, saya banyak melakukan kesalahan yang mungkin tidak bisa di terima teman teman sekalian, tapi tak lain tak bukan, apa yang saya lakukan hanya untuk kesuksesan kita bersama. Banyak kekurangan memang dalam diri saya. Tapi setidaknya saya sudah diberi kesempatan untuk belajar bersama kalian. Karena saya tak akan jadi yang terbaik untuk teman teman semua, tetapi yang terbaik dari saya, sudah saya berikan kepada teman teman semua. Jangan lupakan kenangan ini kawan. Ceritakan kenangan ini kepada anak cucu kita kelak.
Tak lupa saya ucapkan terimakasih sebesar besarnya kepada seluruh jajaran BEM KBMKM Unsoed khususnya SC dan PJ yang telah mempercayai saya sebagai “Nahkoda” kapal besar ini dan seluruh rekan rekan yang memberikan suntikan moral, dukungan dan pikiran, sehingga semua dapat berjalan lancar. Selalu jadi yang terbaik dan selalu jadi yang terhebat. Karena orang hebat bukanlah orang yang memandang dari satu sisi, tapi orang hebat adalah orang yang memandang dari berbagai sisi baik ataupun buruk.
Salam semangat!! ENDEMIK 2013!! More active, more preventive~












Tidak ada komentar:

Posting Komentar